Jumat, 10 Oktober 2014

renungan untuk aku dan kamu



Kalian semua mungkin sudah mengetahuinya bahwa salah satu ciri sekaligus yang menjadi penanda bahwa seseorang itu dikatakan mahasiswa ialah ketika ia berhasil membuat atau menciptakan sebuah karya tulis ilmiah dan kalau perlu ia membuktikannya lewat sebuah kemenangan ketika diikutkan lomba.
Itulah hal yang membuatku gundah saat ini. Tak hanya itu, aku juga malu semalu-malunya. karena sebagai seorang mahsiswa yang kini telah menempuh semester 5 aku belum pernah bisa kayak temen-temenku lain, yang sukses menulis karya tulis ilmiah dan berhasil menyabet berbagai kemenangan di berbagai event lomba. Jujur, aku iri pada mereka, aku ingin bisa kayak mereka. Aku juga ingin menerohkan tinta harum di universitasku yang telah bersuka hati mau menerimaku.
Berita yang cukup mengagetkanku dan baru aku ketahui dari penuturan dosenku bahwa universitasku tercinta ini, universitas negeri malang, dalam rangka menganggarkan biaya penyediaan wifi aja harus menghabiskan dana sekitar 6 milyar lebih dan itu sengaja disediakan secara spesial untuk memudahkan para mahasiswanya termasuk juga aku didalamnya mengakses ilmu dan wawasan. Mungkin aku tergolong orang yang paling bodoh di dunia ini dan tak bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menjadikannya sebagai sebuah peluang, untuk menjadi salah seorang mahasiswa  penyabet juara karya tulis ilmiah. Hmmm,,, menyedihkan
Bahkan sampai detik ini aku tidak tahu alasan Allah mau menciptakan aku ke dunia ini, karena sampai diumurku yang sekarang ini aku belum bisa berbakti kepada orang-orang dan juga negaraku yang telah memberiku penghidupan. Aku ibarat parasite yang terus bergantung dan menggerogoti inang tanpa sedikitpun menyumbangkan manfaat bagi inang, astagfirullahaladzim,,,
Ya allah aku tak ingin mati dalam keaadaan aku belum bisa membalas kebaikan–kebaikan yang selama ini telah mengalir kepadaku. Ya Allah izinkanlah aku disisa umurku ini agar aku bisa bermanfaat. Aku leleh dan bosan hidup menjadi parasite. Ampuni aku ya Allah, aku hamba yang terlalu bodoh, bimbinglah aku, agar aku tak semakin menjadi bodoh. dan perkenankan aku untuk bisa megabdikan diri ini pada orang tuaku, agamaku, dan negaraku tercinta ini agar aku bisa menjadi golongan orang-orang yang memberi manfaat bagi orang lain. Amin

merayakan idul adha bersama CIS



Idul adha merupakan momen yang pas untuk berbagi kepada saudara yang membutuhkan. Karena pada hari ini bertebaran daging daging kambing maupun sapi. Meriahnya momen idul adha ini tak terlewatkan oleh keluarga CIS kimia UM untuk ikut berbagi kebahagian. Meski ini merupakan kali pertamanya bagi CIS dan kimia untuk berbagi namun Alhamdulillah tidak ada kendala apapun yang menghalanginya.
Di perayaan idul adha ini CIS beserta kimia mampu mengqurbankan 3 kambing, sebenarnya hanya 2 kambing, kambing yang satunya lagi merupakan sumbangan dari seorang donator. Kebahagiaan di idul adha tahun ini dibagikan kepada warga desa kedung kandang, yang mayoritas penduduknya merupakan orang Madura. Hal ini terlihat dari logat bicara dan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
Usai membagikan qurban, acara selanjutnya yakni makan bersama. Suasana riang nampak diraut wajah teman-teman CIS. Namun kebahagiaan itu berangsur turun ketika rombongan CIS beserta kimia harus balik pulang dan meninggalkan kedung kandang.
Semoga kebahagiaan yang ditebarkan di desa kedung kandang bisa membawa berkah. Amin.