Minggu, 15 Maret 2015



HAKIKAT REZEKI
          Allah SWT berkuasa atas rezeki seluruh makhluk-Nya di muka bumi ini. Dan dari banyaknya makhluk Allah SWT yang ada di alam semesta ini, manusia mendapat rezeki paling banyak dari Allah SWT. Rezeki ini dapat berupa materi seperti uang, kendaraan, perhiasan, rumah dan lain-lain; kemudian rezeki dalam bentuk non-materi seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, teman-teman yang baik, terhindar dari bahaya dan lain sebagainya. Walaupun manusia mendapatkan rezeki yang begitu banyak, manusia di wajibkan untuk selalu berikhtiar untuk mendapatkannya sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Selain ikhtiar, manusia juga di haruskan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah agar rezeki kita penuh berkah. Hal ini sebagaimana yang di sebutkan dalam Hadist Qudsi:
“Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Sebab, jika kalian menjauh dari-Ku, Aku akan memenuhi hatimu dengan kafakiran dan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dunia.” (HR. Hakim)
          Namun dalam kenyataan banyak dari kita yang menganggap bahwa rezeki itu datang dari usaha kita sendiri tanpa adanya campur tangan dari Allah SWT. Akhirnya, setelah mendapat begitu banyak rezeki, kita menjadi sombong dan suka pamer atau menjadi pelit dan tidak mau berbagi dengan yang lain. Dan jika sewaktu-waktu Allah SWT mengambil rezeki ini dari kita, kita akan merasa kecewa dan putus asa kemudian kita akan bersu’udzon kepada Allah SWT. Naudzubillah.
          Sehingga dalam menyikapi hal ini kita sebagai hamba Allah wajib menyadari bahwa semua ini adalah milik Allah SWT. Dan dengan begitu kita akan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT kepada kita, berapapun rezeki yang kita dapat itu adalah milik Allah SWT dan Allah-lah yang menjamin rezeki kita.
”Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabut 29:60)


        Berbicara soal rezeki, sangat penting bagi kita untuk mencoba menelaah sedikit tentang hakikat rezeki. Sederhananya seperti ini, ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya untuk menimba air di sumur, tidak mungkin majikan ini tidak memberi makan kepada hamba sahayanya. Karena kalau tidak, maka hamba sahayanya tidak akan bisa bekerja. Semakin bagus kerjanya, akan dicukupi pakaiannya atau kebutuhan lainnya. Nah, sekarang kira-kira siapa yang menyuruh kita beribadah? Allah SWT lah yang menyuruh kita beribadah. Lalu bagaimana mungkin Allah SWT tidak akan mencukupi kebutuhan kita kalau kita beribadah? Kita harus percaya kepada Allah SWT. Sebagai contoh, kita diperintahkan untuk sholat, dan dari beberapa syarat sah sholat salah satunya adalah menutup aurat. Pasti, Allah mencukupi rezeki hamba-Nya untuk menutup aurat, karena Allah SWT yang menyuruh kita menutup aurat. Jadi, andai saja kita tahu kewajiban kita dengan baik, maka Insya Allah, Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan kita, hamba-Nya.
          Harus kita ketahui juga bahwa yang paling utama adalah kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT, yaitu dengan beribadah kepada-Nya dengan sesempurna mungkin, dan dengan mengharap ridho dari-Nya. Sehingga setelah kita menunaikan ibadah kita dengan baik dan mengharap ridho dari Allah SWT, maka rezeki kita akan dicukupi oleh Allah SWT. Insya Allah.(sumber : Membuka Pintu Rezeki, Ikhtiar Menggapai Rezeki Halal.Oleh :Drika Zein)

0 comments:

Posting Komentar