HAKIKAT REZEKI
Allah SWT berkuasa atas rezeki seluruh
makhluk-Nya di muka bumi ini. Dan dari banyaknya makhluk Allah SWT yang ada di
alam semesta ini, manusia mendapat rezeki paling banyak dari Allah SWT. Rezeki
ini dapat berupa materi seperti uang, kendaraan, perhiasan, rumah dan
lain-lain; kemudian rezeki dalam bentuk non-materi seperti kesehatan, ilmu
pengetahuan, teman-teman yang baik, terhindar dari bahaya
dan lain sebagainya. Walaupun manusia mendapatkan rezeki yang begitu banyak,
manusia di wajibkan untuk selalu berikhtiar untuk mendapatkannya sesuai
dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Selain ikhtiar, manusia juga
di haruskan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah agar
rezeki kita penuh berkah. Hal ini sebagaimana yang di sebutkan dalam Hadist
Qudsi:
“Wahai
anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi
hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Sebab, jika
kalian menjauh dari-Ku, Aku akan memenuhi hatimu dengan kafakiran dan memenuhi
kedua tanganmu dengan kesibukan dunia.” (HR. Hakim)
Namun dalam kenyataan banyak dari kita
yang menganggap bahwa rezeki itu datang dari usaha kita sendiri tanpa adanya
campur tangan dari Allah SWT. Akhirnya, setelah mendapat begitu banyak rezeki,
kita menjadi sombong dan suka pamer atau menjadi pelit dan tidak mau berbagi
dengan yang lain. Dan jika sewaktu-waktu Allah SWT mengambil rezeki ini dari
kita, kita akan merasa kecewa dan putus asa kemudian kita akan bersu’udzon kepada
Allah SWT. Naudzubillah.
Sehingga dalam menyikapi hal ini kita
sebagai hamba Allah wajib menyadari bahwa semua ini adalah milik Allah SWT. Dan
dengan begitu kita akan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT
kepada kita, berapapun rezeki yang kita dapat itu adalah milik Allah SWT dan
Allah-lah yang menjamin rezeki kita.
”Dan
berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.
Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.
Al-Ankabut 29:60)
Berbicara soal rezeki,
sangat penting bagi kita untuk mencoba menelaah sedikit tentang hakikat rezeki.
Sederhananya seperti ini, ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya untuk
menimba air di sumur, tidak mungkin majikan ini tidak memberi makan kepada
hamba sahayanya. Karena kalau tidak, maka hamba sahayanya tidak akan bisa bekerja.
Semakin bagus kerjanya, akan dicukupi pakaiannya atau kebutuhan lainnya. Nah,
sekarang kira-kira siapa yang menyuruh kita beribadah? Allah SWT lah yang
menyuruh kita beribadah. Lalu bagaimana mungkin Allah SWT tidak akan mencukupi
kebutuhan kita kalau kita beribadah? Kita harus percaya kepada Allah SWT.
Sebagai contoh, kita diperintahkan untuk sholat, dan dari beberapa syarat sah
sholat salah satunya adalah menutup aurat. Pasti, Allah mencukupi rezeki
hamba-Nya untuk menutup aurat, karena Allah SWT yang menyuruh kita menutup
aurat. Jadi, andai saja kita tahu kewajiban kita dengan baik, maka Insya Allah,
Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan kita, hamba-Nya.
Harus kita ketahui juga bahwa yang
paling utama adalah kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba Allah
SWT, yaitu dengan beribadah kepada-Nya dengan sesempurna mungkin, dan dengan
mengharap ridho dari-Nya. Sehingga setelah kita menunaikan ibadah kita dengan
baik dan mengharap ridho dari Allah SWT, maka rezeki kita akan dicukupi oleh
Allah SWT. Insya Allah.(sumber : Membuka
Pintu Rezeki, Ikhtiar Menggapai Rezeki Halal.Oleh :Drika Zein)
0 comments:
Posting Komentar