Minggu, 05 April 2015

Kepemimpinan Baginda Nabi Muhammad S.A.W



“sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (TQS Al-Ahzab : 21)
Siapa yang tak kenal Baginda Rasulullah SAW? Beliau adalah seorang pemimpin yang menjadi rujukan parapemimpin di dunia. Rasulullah mampu mengangkat derajat bangsa Arab dari zaman jahiliyyah yang diliputi kebodohan menuju zaman terang benderang yaitu dengan Agama Islam. Nabi Muhammad memiliki akhlak yang mulia. Beliau memiliki sifat shidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Shidiq artinya benar. Beliau selalu mengatakan sesuai dengan fakta dan juga perbuatan yang dilakukan pun juga benar. Amanah artinya dapat dipercaya. Jadi, apapun amanah yang diberikan, beliau selalu melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah SAW menyampaikan wahyu kepada umatnya. Fathonah artinya cerdas. Beliau mampu menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an dan kemudian menjelaskan makna dari ayat-ayat tersebut. Sungguh kehebatan yang luar biasa bukan?
Tidak ada seorang pun manusia yang mampu menandingi keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Dalam masa 22 tahun beliau mampu merubah peradaban. Beliau merupakan sosok yang adil, percaya diri, berani, sabar, bijaksana, penyayang, rendah hati, serta dermawan. Beliau juga mampu mengambil dan membuat kebijakan, beliau juga memikirkan dampak dari kebijakan yang telah dibuat. Orang-orang yang dipimpin benar-benar merasakan keadilan, kasih saying, kebenaran, serta ketentraman. Beliau memiliki cara berpikir:
  1. Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
  2. Mendahulukan kepentingan yang benar-benar mendesak
  3. Mengutamakan hal-hal yang bermakna/memberi manfaat
  4. Tidak menilai individu dari penampilan/fisiknya
  5. Tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dibanding lainnya
Dalam kehidupan di tengah masyarakat, Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kesopanannya, baik hatinya, dan lain sebagainya. Dalam kepemimpinannya, Nabi mengembangkan kepemimpinan moral dalam kehidupan. Hal ini merupakan respon yang tepat dalam menghadapi masyarakat pada saat itu. Dengan semangat religiusnya, beliau berhasil membangun peradaban di Madinah. Kunci penting yang dikembangkan Rasulullah SAW semasa kepemimpinannya adalah moral. Pemimpin yang mempertimbangkan moralitas, akan membawa negara ke arah yang lebih baik. Dan begitu pula sebaliknya, apabila seorang pemimpin tidak mempertimbangkan moralitas, maka akan membawa negara kea rah kehancuran. Kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan seorang pemimpin. Di samping itu, beliau juga berwawasan ke depan, rendah hati, tegas, serta pemberani.
Pola kepemimpinan baginda Nabi Muhammad SAW, dapat dijadikan sebagai contoh, panutan, serta rujukan bagi semua umat terlebih bagi para pemimpin. Dan juga sikap Rasulullah yang memilih jalan yang mudah untuk umatnya dan jalan sukar untuk dirinya. Sikap ini adalah sikap yang sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan ada pemimpin yang hanya memikirkan jalan termudah baginya tanpa memikirkan keberadaan orang lain yang dipimpinnya.
Dengan merujuk pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, diharapkan para pemimpin terutama anak bangsa yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin dapat meneladari pola kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Diharapkan para pemimpin dan calon pemimpin memiliki sifat sabar, jujur, amanah, dapat dipercaya, bijaksana, adil, penyayang, rendah hati, cerdas, dan yang terpenting adalah bermoral. Karena dengan kriteria tersebut akan membawa suatu negara kearah yang lebih baik.
·         Pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang memberikan perhatiannya pada orang lain
·         Pemimpin yang dipercaya adalah pemimpin yang memiliki integritas tinggi
·         Dibutuhkan pemimpin yang berkepribadian yang baik setrta konsisten untuk membawa negara ke arah yang lebih baik.
·         Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang memberikan pengaruh hingga akhir zaman
Mari kita bersama-sama membangun bangsa ini dengan menjadi pemimpin yang baik ^^

0 comments:

Posting Komentar