“sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (TQS Al-Ahzab :
21)
Siapa yang tak kenal Baginda Rasulullah
SAW? Beliau adalah seorang pemimpin yang menjadi rujukan parapemimpin di dunia.
Rasulullah mampu mengangkat derajat bangsa Arab dari zaman jahiliyyah yang
diliputi kebodohan menuju zaman terang benderang yaitu dengan Agama Islam. Nabi
Muhammad memiliki akhlak yang mulia. Beliau memiliki sifat shidiq, amanah,
tabligh, dan fathonah. Shidiq artinya benar. Beliau selalu mengatakan sesuai
dengan fakta dan juga perbuatan yang dilakukan pun juga benar. Amanah artinya
dapat dipercaya. Jadi, apapun amanah yang diberikan, beliau selalu melaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah SAW
menyampaikan wahyu kepada umatnya. Fathonah artinya cerdas. Beliau mampu
menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an dan kemudian menjelaskan makna dari ayat-ayat
tersebut. Sungguh kehebatan yang luar biasa bukan?
Tidak ada seorang pun manusia yang mampu
menandingi keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Dalam masa 22 tahun beliau mampu
merubah peradaban. Beliau merupakan sosok yang adil, percaya diri, berani,
sabar, bijaksana, penyayang, rendah hati, serta dermawan. Beliau juga mampu
mengambil dan membuat kebijakan, beliau juga memikirkan dampak dari kebijakan
yang telah dibuat. Orang-orang yang dipimpin benar-benar merasakan keadilan,
kasih saying, kebenaran, serta ketentraman. Beliau memiliki cara berpikir:
- Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
- Mendahulukan kepentingan yang benar-benar mendesak
- Mengutamakan hal-hal yang bermakna/memberi manfaat
- Tidak menilai individu dari penampilan/fisiknya
- Tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dibanding lainnya
Dalam kehidupan di tengah masyarakat,
Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kesopanannya, baik hatinya, dan lain
sebagainya. Dalam kepemimpinannya, Nabi mengembangkan kepemimpinan moral dalam
kehidupan. Hal ini merupakan respon yang tepat dalam menghadapi masyarakat pada
saat itu. Dengan semangat religiusnya, beliau berhasil membangun peradaban di
Madinah. Kunci penting yang dikembangkan Rasulullah SAW semasa kepemimpinannya
adalah moral. Pemimpin yang mempertimbangkan moralitas, akan membawa negara ke
arah yang lebih baik. Dan begitu pula sebaliknya, apabila seorang pemimpin
tidak mempertimbangkan moralitas, maka akan membawa negara kea rah kehancuran.
Kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan seorang pemimpin. Di samping
itu, beliau juga berwawasan ke depan, rendah hati, tegas, serta pemberani.
Pola kepemimpinan baginda Nabi Muhammad
SAW, dapat dijadikan sebagai contoh, panutan, serta rujukan bagi semua umat
terlebih bagi para pemimpin. Dan juga sikap Rasulullah yang memilih jalan yang
mudah untuk umatnya dan jalan sukar untuk dirinya. Sikap ini adalah sikap yang
sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan ada pemimpin yang hanya memikirkan jalan
termudah baginya tanpa memikirkan keberadaan orang lain yang dipimpinnya.
Dengan merujuk pada kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW, diharapkan para pemimpin terutama anak bangsa yang memiliki
jiwa-jiwa pemimpin dapat meneladari pola kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Diharapkan para pemimpin dan calon pemimpin memiliki sifat sabar, jujur,
amanah, dapat dipercaya, bijaksana, adil, penyayang, rendah hati, cerdas, dan
yang terpenting adalah bermoral. Karena dengan kriteria tersebut akan membawa
suatu negara kearah yang lebih baik.
·
Pemimpin yang
dicintai adalah pemimpin yang memberikan perhatiannya pada orang lain
·
Pemimpin yang
dipercaya adalah pemimpin yang memiliki integritas tinggi
·
Dibutuhkan
pemimpin yang berkepribadian yang baik setrta konsisten untuk membawa negara ke
arah yang lebih baik.
·
Pemimpin yang
abadi adalah pemimpin yang memberikan pengaruh hingga akhir zaman
Mari kita bersama-sama membangun bangsa
ini dengan menjadi pemimpin yang baik ^^
0 comments:
Posting Komentar