Rabu, 14 Oktober 2015

Happy Islamic New Year (1437 Hijriyah)



Alhamdulillah kita masih bisa dipertemukan kembali dengan pergantian tahun Islam yang mulia ini. Tepat pada hari ini, 14 Oktober 2015 kita merayakan tahun baru Islam yang ke 1437 Hijriah. Udah ada yang tahu belum sejarah awal mula munculnya tahun hijriah?? Karena sekarang kita sedang berada di tahun yang baru, yuuk kita ulas sejarah mengenai tahun baru Islam ..

Penggunaan system perhitungan Islam sebenarnya belum dilakukan dimasa Rasulullah SAW masih hidup. Singkatnya perhitungan tahun Islam digunakan sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab. Berawal dari ketika khalifah mendapatkan surat balasan yang mengkritik bahwa surat yang dikirim terdahulu dikirim tanpa angka tahun. Kemudian beliau berfikir untuk membuat tahun yang berasaskan Islam.awalnya terdapat empat peristiwa yang dicalonkan sebagai tahun pergantian Islam. Empat diantaranya yaitu, hari kelahiran nabi Muhammad SAW, hari wafatnya Rasulullah SAW, hari Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira, dan dari tanggal serta bulan Rasulullah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Beliau lalu bermusyawarah dengan para sahabat, mereka lalu berjima’ untuk menjadikan momentum tahun baru Islam pada saat terjadinya peristiwa hijrah nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.

 Kalender system qamariyah berdasarkan peredaran bulan sudah dikenal oleh bangsa arab sejak lama. Begitu pula nama-nama bulan serta jumlahnya 12 bulan dalam setahun. Bahkan bulan pertama yang digunakan adalah bulan Muharram dan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terahir sebelum kenabian. Jadi sebagai titik acuan hanyalah tahun terjadinya hijrah Nabi Muhammad SAW, bukan bulan terjadinya hijrah. Meskipun hijrah Nabi bukan pada bulan Muharram namun bulan tersebut tetap dijadikan bulan pertama dalam kalender Islam.

Bulan muharram merupakan salah satu bulan suci bagi kaum muslimin, maka sebagian umat menjadikan sebagai hari besar yang harus diperingati. Tak sedikit yang merayakannya dengan mengadakan tabligh akbar, syukuran, dan kegiatan kegiatan lainnya. Namun tak sedikit pula yang menggunakan momen suci tersebut untuk melakukan acara-acara yang mengarah pada kesyirikan. Padahal peringatan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh para Radhiyallahu ‘Anhum.
Terus gimana dong sikap yang baik dalam menyambut tahun yang baru ini??
1.    Perbaiki hubungan kita kepada Allah dengan meningkatkan ketaatan kita, contoh simplenya niih sholat jangan ditunda-tunda.
2.    Introspeksi diri, dengan harapan setelah menintrospeksi diri sendiri kita dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
3.    Memperbaiki hubungan sesama umat manusia.

      Semoga di tahun yang baru ini kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Amiiin


Minggu, 19 April 2015

Adakah Puasa di Bulan Rajab?

Pada dasarnya berpuasa di seluruh bulan dalam setahun disyari’atkan kecuali ramadhan atau pada waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa, seperti : dua hari raya, hari-hari tasyriq, hari jum’at. Sedangkan berpuasa di bulan ramadhan adalah diwajibkan.
Seseorang diperbolehkan berpuasa senin kamis, tiga hari dalam sebulan, atau puasa Daud pada bulan manapun dalam setahun termasuk didalamnya bulan rajab. Hal demikian berdasarkan keumuman dalil-dalil yang menerangkan tentang puasa-puasa sunnah, diantaranya :
1. Diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Nabi saw sering berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
2. Dari Abu Dzar al Ghifari berkata bahwa Rasulullah saw pernah memerintahkan kami agar berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan, yaitu apa yang dinamakan dengan hari putih; tanggal ketiga belas, keempat belas dan kelima belas.’ Nabi saw bersabda,”Itu semua seperti berpuasa sepanjang waktu.” (HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
3. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amar bahwa Rasulullah saw telah bersabda,”Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Daud. Dia tidur sepanjang malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari.” (HR. Ahmad)
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa tidak ada pelarangan tentang berpuasa di bulan rajab dan juga tidak ada penganjurannya karena bulan rajabnya itu sendiri akan tetapi berpuasa pada dasarnya disunnahkan. Didalam sunnan Abu Daud bahwa Rasulullah saw menganjurkan berpuasa di bulan-bulan haram dan rajab adalah salah satunya. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz VIII hal 56)
Dan tidak ddiapat riwayat shahih yang menjelaskan tentang berpuasa rajab dikarenakan keutamaan yang ada didalam bulan itu. Diantara hadits-hadits itu adalah :
1. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy bahwa Rasulullah saw bersabda,”Rajab adalah bulan Allah, sya’ban adalah bulanku dan ramadhan adalah bulan umatku. Barangsiapa yang berpuasa rajab dengan keimanan dan penuh harap maka wajib baginya keredhoan Allah yang besar, akan ditempatkan di firdaus yang tertinggi. Barangsiapa yang berpuasa dua hari dari bulan rajab maka baginya pahala yang berlipat dan setiap takarannya sama dengan berat gunung-gunung di dunia dan barangsiapa berpuasa tiga hari dari bulan rajab maka Allah akan menjadikan puasa itu sebuah parit yang lebarnya satu tahun perjalanan diantara dirinya dengan neraka…” Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini maudhu’ (palsu).
2. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang berpuasa tiga hari dari bulan rajab maka Allah tetapkan baginya puasa sebulan. Barangsiapa berpuasa tujuh hari dari bulan rajab maka Allah tutupkan baginya tujuh pintu-pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari dari bulan rajab maka Allah bukakan baginya delapan pintu-pintu surga dan barangsiapa yang berpuasa setengah bulan rajab maka Allah tetapkan baginya keredhoan-Nya dan barangsiapa yang ditetapkan baginya keredhoan-Nya maka Dia tidak akan mengadzabnya. Dan barangsiapa yang berpuasa selama bulan rajab maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.” Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak benar karena diantara para perawinya terdapat Aban. Syu’bah mengatakan bahwa berzina lebih aku sukai daripada aku meriwayatkan hadits dari Aban. Ahmad, Nasai dan Dauquthni mengatakan bahwa hadits ini tidaklah diambil karena didalamnya terdapat Amar bin al Azhar. Ahmad mengatakan bahwa hadits ini maudhu’u (palsu). (Al Maudhu’at juz II hal 205 – 206)
Tentang permasalahan ini, Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan didalam kitabnya “Tabyiinul ‘Ajb” hal 23 bahwa tidak terdapat riwayat tentang keutamaan dari bulan rajab, tidak puasa di bulan itu, tidak berpuasa sedikit saja dari bulan itu dan tidak pula mengerjakan qiyamullail yang dikhususkan di bulan itu.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan didalam kitab “al Muniful Manar” hal 151 bahwa seluruh hadits yang menyebutkan bulan rajab, melakukan shalat disebagian malam-malam di bulan itu maka ia adalah pendusta dan pembohong.” (Silsilatul Ahaditsil Wahiyah juz II hal 222)
dikutip dari http://www.eramuslim.com/ 

Minggu, 12 April 2015

LET’S MOVE ON

#Bismillah
Mendengar kata “MOVE ON”, yang bakalan terpikir pertama kali adalah “jomblo”, “baru putus”, dan “kesendirian”. Namun bila kita tinjau dari segi harfiah bahasa, kata “move on” lebih cenderung pada berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk memperbaiki kondisi. Kondisi ini bisa diartikan sebagai berhijrah. Hijrah berarti perpindahan seseorang dari suatu kondisi buruk ke kondisi yang lebih baik.
Seseorang melakukan hijrah karena beberapa hal sebagai berikut.
1.      Terancam di tempat tinggalnya
2.      Tempat tinggalnya terkena musibah dan wabah penyakit
3.      Mencari ilmu lebih yang tidak ada di tempat asalnya
Hijrah ada dua macam. Hijrah fisik dan hijrah batin. Hijrah fisik biasanya kita alami ketika kita masuk perguruan tinggi di luar kota. Contohnya penulis sendiri dan beberapa teman yang hijrah dari lumajang ke kota malang untuk menuntut ilmu. Bisa juga ketika seseorang merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah rezeki.  Hijrah batin biasanya terjadi pada seseorang yang mencoba “move on” setelah mengalami musibah atau bisa juga orang yang mencoba keluar dari komunitas atau pekerjaan yang dirasa tidak cocok dengan nilai-nilai keislaman.
Hijrah bisa dilakukan dalam skala kecil ataupun skala besar, dan pengaruhnya bisa beragam. Ada yang cuma berpengaruh bagi dirinya sendiri—sang penghijrah—dan hijrah yang mempengaruhi kehidupan umat manusia di masa depan. Contoh dari hijrah yang pengaruhnya luar biasa, bisa disebut hijrah akbar, adalah hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Dikisahkan dalam Al-Qur’an dan Hadist, hijrah akbar Rasul ini disebabkan karena terhambatnya dakwah Rasul di Makkah, sehingga beliau dan para sahabat diperintahkan oleh Allah untuk berhijrah ke Madinah dan Alhamdulillah, setelah berhijrah ke Madinah, Islam bisa berkembang pesat dan tersebar di penjuru dunia.
Bila hijrah akbar terjadi di zaman Rasulullah saat hijrah dari Makkah ke Madinah, maka ada hijrah massal yang dilakukan oleh Nabi Adam dan keturunannya dari Taman Surga (taman indah di bumi, posisinya diperkirakan di Afrika Utara atau daerah Timur Tengah) ke penjuru dunia seperti benua Afrika, Eropa, Asia, Australia, hingga hijrah berakhir di benua Amerika.
Hijrah bisa menjadi wajib ketika seseorang merasa terancam dengan keadaannya sekarang dan mencoba keluar atau berpindah dari keadaan semula untuk mendapat situasi yang lebih baik.


CIS, Cerdas Inspiratif

Minggu, 05 April 2015

Kepemimpinan Baginda Nabi Muhammad S.A.W



“sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (TQS Al-Ahzab : 21)
Siapa yang tak kenal Baginda Rasulullah SAW? Beliau adalah seorang pemimpin yang menjadi rujukan parapemimpin di dunia. Rasulullah mampu mengangkat derajat bangsa Arab dari zaman jahiliyyah yang diliputi kebodohan menuju zaman terang benderang yaitu dengan Agama Islam. Nabi Muhammad memiliki akhlak yang mulia. Beliau memiliki sifat shidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Shidiq artinya benar. Beliau selalu mengatakan sesuai dengan fakta dan juga perbuatan yang dilakukan pun juga benar. Amanah artinya dapat dipercaya. Jadi, apapun amanah yang diberikan, beliau selalu melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah SAW menyampaikan wahyu kepada umatnya. Fathonah artinya cerdas. Beliau mampu menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an dan kemudian menjelaskan makna dari ayat-ayat tersebut. Sungguh kehebatan yang luar biasa bukan?
Tidak ada seorang pun manusia yang mampu menandingi keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Dalam masa 22 tahun beliau mampu merubah peradaban. Beliau merupakan sosok yang adil, percaya diri, berani, sabar, bijaksana, penyayang, rendah hati, serta dermawan. Beliau juga mampu mengambil dan membuat kebijakan, beliau juga memikirkan dampak dari kebijakan yang telah dibuat. Orang-orang yang dipimpin benar-benar merasakan keadilan, kasih saying, kebenaran, serta ketentraman. Beliau memiliki cara berpikir:
  1. Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri
  2. Mendahulukan kepentingan yang benar-benar mendesak
  3. Mengutamakan hal-hal yang bermakna/memberi manfaat
  4. Tidak menilai individu dari penampilan/fisiknya
  5. Tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dibanding lainnya
Dalam kehidupan di tengah masyarakat, Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan kesopanannya, baik hatinya, dan lain sebagainya. Dalam kepemimpinannya, Nabi mengembangkan kepemimpinan moral dalam kehidupan. Hal ini merupakan respon yang tepat dalam menghadapi masyarakat pada saat itu. Dengan semangat religiusnya, beliau berhasil membangun peradaban di Madinah. Kunci penting yang dikembangkan Rasulullah SAW semasa kepemimpinannya adalah moral. Pemimpin yang mempertimbangkan moralitas, akan membawa negara ke arah yang lebih baik. Dan begitu pula sebaliknya, apabila seorang pemimpin tidak mempertimbangkan moralitas, maka akan membawa negara kea rah kehancuran. Kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan seorang pemimpin. Di samping itu, beliau juga berwawasan ke depan, rendah hati, tegas, serta pemberani.
Pola kepemimpinan baginda Nabi Muhammad SAW, dapat dijadikan sebagai contoh, panutan, serta rujukan bagi semua umat terlebih bagi para pemimpin. Dan juga sikap Rasulullah yang memilih jalan yang mudah untuk umatnya dan jalan sukar untuk dirinya. Sikap ini adalah sikap yang sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan ada pemimpin yang hanya memikirkan jalan termudah baginya tanpa memikirkan keberadaan orang lain yang dipimpinnya.
Dengan merujuk pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, diharapkan para pemimpin terutama anak bangsa yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin dapat meneladari pola kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Diharapkan para pemimpin dan calon pemimpin memiliki sifat sabar, jujur, amanah, dapat dipercaya, bijaksana, adil, penyayang, rendah hati, cerdas, dan yang terpenting adalah bermoral. Karena dengan kriteria tersebut akan membawa suatu negara kearah yang lebih baik.
·         Pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang memberikan perhatiannya pada orang lain
·         Pemimpin yang dipercaya adalah pemimpin yang memiliki integritas tinggi
·         Dibutuhkan pemimpin yang berkepribadian yang baik setrta konsisten untuk membawa negara ke arah yang lebih baik.
·         Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang memberikan pengaruh hingga akhir zaman
Mari kita bersama-sama membangun bangsa ini dengan menjadi pemimpin yang baik ^^

Sabtu, 28 Maret 2015

Karena Wanita Begitu Berarti

”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR. an-Nasa’I dan Ahmad).

“wanita adalah tiang negara. Jika ingin menegakkan negara , lindungilah wanita; dan jika ingin menghancurkan negara, hinakanlah wanita.”

Temen- temen FrendCIS pasti udah pernah denger kata-kata bijak ini dong?? . Yaaa.. wanita memang perhiasan dunia. Karena keberadaan wanita mampu membuat dunia ini menjadi lebih berwarna. Nggak percaya??. Coba bayangkan saja, kalau yang tinggal didunia ini laki-laki saja pasti bakalan aneh kaan? (hhhehhee peace :D).
Tapi FrendCIS udah tau pa blum tentang nasib wanita sebelum Islam lahir. Apakah wanita dahulu juga sudah disebut-sebut sebagai perhiasan dunia?. Anda penasaran, makanya terusin bacanya.

*      Bangsa Yunani
Kebudayaan dan peradaban pada masa ini memang sangat maju. Tetapi perempuan pada zaman itu masih belum memiliki tempat yang layak. Para wanita hanya dijadikan sebagai budak dan tempat pelampiasan nafsu pria yang tidak bermoral. (Astaghfirullahaladzim)

*      Hindu & China
Pada waktu itu, diberlakuakan budaya “sati”. Yaitu ketika suami meninggal dunia maka wanita (yang menjadi istrinya) harus rela dibakar hidup-hidup demi membuktikan rasa cintanya terhadap suaminya (tragedi sati).

wahhh…. Ternyata kehidupan wanita sebelum islam datang itu ngeri banget ya FrendCIS.

Tapi setelah islam ada, kedudukan wanita pun mulai dan semakin dimuliakan. Islam sangat meninggikan derajat wanita. Bahkan di dalam Al-Qur’an terdapat satu surat yang spesial membahas tentang wanita yaitu surat An-Nisa yang berarti wanita. Tuuhhh buat kalian yang merasa wanita harus bangga yaah :’). Bukan hanya itu saja, bahkan Rasulullah ketika ditanya siapa yang paling berhak dihormati diantara ayah dan ibu, beliau tak segan untuk menjawab “Ibumu” sebanyak tiga kali, baru kemudian “Ayahmu” hanya dengan sekali jawab. SubhanaAllah. Mulia sekali kan kedudukan wanita itu didalam islam.
Buat FrendCIS wanita, udah pada tau peran kalian sebagai kaum wanita yang harus dijalani dengan baik kah?. Nah jikalau belum, terusin bacanya.
Setidaknya ada tiga peran besar yang harus dijalani wanita. Tiga peran besar tersebut adalah:
1.   Wanita sebagai pendidik utama
Wanita adalah pembangun sejati sebuah masyarakat kecil yang bernama keluarga. Keluarga merupakan sekolah kecil. Dalam sekolah ini, pendidik yang paling utama adalah Ibu. Sebuah syair Arab mengatakan: “Ibu ibarat sekolah, apabila kamu persiapkan dengan baik, berartikamu mempersiapkan bangsa yang baik akarnya. Ibu adalah guru dari semua guru yang utama, pengaruhnya menjangkau seluruh dunia.”
Oleh karena itu, selayaknyalah seorang Ibu membesarkan putra-putrinya dengan kasih sayang dan pendidikan yang baik. Hal ini merupakan sebuah kehormatan bagi seorang wanita dan juga sebuah status yang sangat tinggi derajatnya di sisi Allah.


2.   Pendamping hidup
Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid ra., merupakan teladan paling utama bagi kaum wanita dalam hal mendampingi suami dengan baik. Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah Saw., menerima wahyu pertama di Gua Hira, beliau gemetar dan gelisah. Khadijah dengan limpahan kasih sayang dan kelembutan hatinya menyebarkan kegembiraan dan menaburkan rasa kepercayaan, keamanan, ketenangan dan keyakinan dalam hati beliau dengan tutur katanya yang lembut kepada Rasulullah SAW.
3.   Tiang Negara
Jika seorang wanita tidak dapat menjalankan perannya sebagai pendidik utama dan pendamping hidup yang baik. Bererti dia telah gagal menjalankan perannya sebagai tiang Negara. Bahkan sebaliknya, secara tidak langsung ia telah meruntuhkan negaranya. Ketika wanita gagal dalam menjalankan perannya sebagai pendidik utama, maka yang dihasilkan bukanlah generasi muda harapan bangsa, tetapi generasi “preman” yang suka tawuran, narkoba dan pergaulan bebas.
Begitu juga, ketika wanita gagal menjalankan perannya sebagai pendamping hidup yang baik bagi suaminya, maka yang muncul adalah suami-suami yang bermental “tikus”. Maraknya para pejabat sebuah negeri yang korupsi, merupakan bukti banyaknya wanita negeri itu yang tidak dapat menjalankan perannya sebagai pendamping hidup yang baik.
Ketika tiang-tiang negara ini bobrok, akan hancurlah negara ini. Tidak salah bila Islam menggambarkan wanita sebagai tiang negara. Jika baik wanitanya, maka akan jayalah negara tersebut. Akan tetapi, jika jelek wanitanya maka akan runtuhlah negara tersebut.

Naaaah FrendCIS.. niih kita punya kiat-kiat agar kalian bisa menjadi wanita muslimah sejati
v  Pandai mengontrol diri
v  Selalu membuka dan menanbah wawasannya
v  Keep Smile ^_^
v  Menjalin komunikasi yang baik
v  Memiliki rasa humor
v  Mengasah kemampuan intelektual
v  Perbanyak rasa syukur
v  Positif Thinking


Tuuh FrendCIS udah pada tau kan betapa pentingnya peran kaum wanita dalam dunia ini. Oleh karena itu, jika ingin memperbaiki bangsa ini tidak cukup hanya memperbaiki kaum lelakinya aja, tetapi juga harus memperbaiki kaum wanitanya juga. Hingga akhirnya, dengan wanita-wanita yang baik, yang memahami tugas serta kewajibannya, memahami hakikat dirinya. Insya Allah, akan tercipta sebuah peradaban yang baik bagi dunia ke depannya. Amin.

Jumat, 20 Maret 2015

Special Post: Ketika Muslimah Jatuh Cinta

Hmm..berbicara mengenai jatuh cinta, mengenai perasaan sebenarnya sangat sederhana. Penyelesaiannya tidak panjang lebar layaknya sebuah cerpen atau novel romantis yang tebalnya sampai beratus halaman karena muncul banyak konflik didalam plotnya. Sebagai seorang muslim/muslimah, jatuh cinta juga tidak boleh ditanggapi jauh dari koridor Islam. Dalam Islam, solusi untuk seseorang yang jatuh cinta hanya ada dua: Menikah atau Mencintai Dalam Diam.

Begini, Islam sudah menetapkan 2 pilihan tadi yaitu Menikah atau Mencintai Dalam Diam. Untuk para muslim dan muslimah yang memang sudah siap menikah, tentu perkara jatuh cinta ini sangat mudah. Mereka bisa menikah ketika hatinya yakin dengan calonnya. Tapi, yaah namanya juga cinta, datangnya tidak bisa ditebak kapan dan kepada siapa ia tertaut, tanpa plih manusia, ia bisa saja datang kepada 2 manusia yang belum siap menikah. Bagaimana dengan mereka yang tiba-tiba jatuh cinta tapi belum siap menikah? Satu-satunya solusinya adalah Mencintai Dalam Diam.

Ketika seorang muslimah jatuh cinta..
Tidak perlulah sengaja memperlihatkan diri di depannya. Berusaha menarik perhatiannya dengan kecantikan kita. Berusaha mendekatinya dan asik bercanda berdua dengannya. Cukup dengan persiapkan dirimu untuk jodoh halalmu kelak. Persiapkan imanmu. Persiapkan sebaik-baiknya dengan ilmu agama dan ilmu dunia (asal jangan ilmu hitam, ilmu pink ajaah lebih cantik) :).

Tutup auratnya dengan syar”i.
Bentengi diri dengan puasa.
Bacaan Alqur’an nya dipermantab.
Hafalannya ditambah.
Batasi diri dari pergaulan dengan lawan jenis, jaga jarak dengan dia.
Serahkan semua kepada Allah.
Pokoknya kalau lagi jatuh cinta, kalem aja deh :)

Dalam mencintai dalam diam, hendaknya berusahalah menepis perasaan yang berkibar-kibar dalam hati. Hendaknya berusaha menyederhanakan hatinya. Dan juga akalnya. Berusaha tutup rahasia hatimu rapat-rapat. Cukup lepaskan semua perasaan dalam sebentuk doa.
Doakan saja dia. Lepaskan semuanya dalam sujud. Heningkan ia dalam sujud di sepertiga malammu. Ceritakan semua perasaanmu kepada Allah. Berharaplah yang terbaik hanya kepada Allah. Jangan malah kau biarkan perasaanmu berceceran di social media dengan curhat kayak sinetron.
Karena dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan kegiatan positif, setidaknya jika seandainya dirimu ternyata tidak berjodoh dengannya atau ternyata perasaanmu malah berangsur-angsur hilang, kamu tidak akan rugi apa-apa. Tidak akan sia-sia. Tidak ada hati yang harus tersakiti. Juga tidak akan membuatmu malu akan apapun padanya. Terlebih malu pada Allah. Malah akan semakin membentuk dirimu sebaik-baiknya sebelum jodohmu yang sebenarnya datang menjemput.

Ingat konsep jodoh dalam surah An-Nur ayat 26, kan? :’)
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik." (Qs. An Nur:26)

Pahamkan perasaanmu bahwa jika laki-laki itu berakhlak, tentu dia tidak mengajakmu pacaran, tapi mendatangi ayahmu dan melamarmu untuk dinikahi baik-baik. Sesuai ajaran Rasulullah saw., kan? Jika kalian berjodoh, maka Allah akan pertemukan juga. Jika tidak berjodoh, maka Allah akan pertemukan dengan yang lebih baik buatmu.

Falling in love is as simple as that way :’)

Wallahu a’lam bish-shawab…
Semoga ilmu yang masih sedikit ini bermanfaat buat kamu yang sedang jatuh cinta :)

Oleh: Nur Arsy Amelia/ @AmeliaArsy
dikutip dari http://muslimahtalk.com/ketika-muslimah-jatuh-cinta/ dengan beberapa perubahan


Minggu, 15 Maret 2015



HAKIKAT REZEKI
          Allah SWT berkuasa atas rezeki seluruh makhluk-Nya di muka bumi ini. Dan dari banyaknya makhluk Allah SWT yang ada di alam semesta ini, manusia mendapat rezeki paling banyak dari Allah SWT. Rezeki ini dapat berupa materi seperti uang, kendaraan, perhiasan, rumah dan lain-lain; kemudian rezeki dalam bentuk non-materi seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, teman-teman yang baik, terhindar dari bahaya dan lain sebagainya. Walaupun manusia mendapatkan rezeki yang begitu banyak, manusia di wajibkan untuk selalu berikhtiar untuk mendapatkannya sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Selain ikhtiar, manusia juga di haruskan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah agar rezeki kita penuh berkah. Hal ini sebagaimana yang di sebutkan dalam Hadist Qudsi:
“Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Sebab, jika kalian menjauh dari-Ku, Aku akan memenuhi hatimu dengan kafakiran dan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dunia.” (HR. Hakim)
          Namun dalam kenyataan banyak dari kita yang menganggap bahwa rezeki itu datang dari usaha kita sendiri tanpa adanya campur tangan dari Allah SWT. Akhirnya, setelah mendapat begitu banyak rezeki, kita menjadi sombong dan suka pamer atau menjadi pelit dan tidak mau berbagi dengan yang lain. Dan jika sewaktu-waktu Allah SWT mengambil rezeki ini dari kita, kita akan merasa kecewa dan putus asa kemudian kita akan bersu’udzon kepada Allah SWT. Naudzubillah.
          Sehingga dalam menyikapi hal ini kita sebagai hamba Allah wajib menyadari bahwa semua ini adalah milik Allah SWT. Dan dengan begitu kita akan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT kepada kita, berapapun rezeki yang kita dapat itu adalah milik Allah SWT dan Allah-lah yang menjamin rezeki kita.
”Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabut 29:60)


        Berbicara soal rezeki, sangat penting bagi kita untuk mencoba menelaah sedikit tentang hakikat rezeki. Sederhananya seperti ini, ada seorang majikan menyuruh hamba sahayanya untuk menimba air di sumur, tidak mungkin majikan ini tidak memberi makan kepada hamba sahayanya. Karena kalau tidak, maka hamba sahayanya tidak akan bisa bekerja. Semakin bagus kerjanya, akan dicukupi pakaiannya atau kebutuhan lainnya. Nah, sekarang kira-kira siapa yang menyuruh kita beribadah? Allah SWT lah yang menyuruh kita beribadah. Lalu bagaimana mungkin Allah SWT tidak akan mencukupi kebutuhan kita kalau kita beribadah? Kita harus percaya kepada Allah SWT. Sebagai contoh, kita diperintahkan untuk sholat, dan dari beberapa syarat sah sholat salah satunya adalah menutup aurat. Pasti, Allah mencukupi rezeki hamba-Nya untuk menutup aurat, karena Allah SWT yang menyuruh kita menutup aurat. Jadi, andai saja kita tahu kewajiban kita dengan baik, maka Insya Allah, Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan kita, hamba-Nya.
          Harus kita ketahui juga bahwa yang paling utama adalah kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT, yaitu dengan beribadah kepada-Nya dengan sesempurna mungkin, dan dengan mengharap ridho dari-Nya. Sehingga setelah kita menunaikan ibadah kita dengan baik dan mengharap ridho dari Allah SWT, maka rezeki kita akan dicukupi oleh Allah SWT. Insya Allah.(sumber : Membuka Pintu Rezeki, Ikhtiar Menggapai Rezeki Halal.Oleh :Drika Zein)