Sabtu, 26 April 2014



Seorang aktivis gerakan emansipasi wanita yang radikal menumpang sebuah bis kota. Baru saja dia naik, seorang laki-laki di depan tempatnya berdiri hendak bangun dari tempat duduknya.
Dengan ketus si aktivis berkata, "Ini dia lagi contohnya seorang laki-laki yang mencoba menentang persamaan perlakuan terhadap perempuan dengan memberikan tempat duduknya".
Dia kemudian mendorong laki-laki itu agar duduk kembali. Beberapa menit kemudian si laki-laki hendak berdiri lagi tapi sekali lagi di cegah oleh wanita tadi. Kejadian serupa berulang beberapa kali.
Akhirnya dengan kesal si laki-laki berkata, "Maaf nyonya, Anda harus membiarkan saya berdiri. Saya sudah lewat 2 km dari tempat seharusnya saya turun". (kapanlagi.com)
Emansipasi, salahkah??
Muslimah, kita pasti sering mendengar kampanye tentang “Emansipasi Wanita”. Emang sih, akhir-akhir ini masaLah itu masih anget untuk dibicarakan, diperbincangkan, dan digosipkan. Pasalnya, masih banyak juga yang keukeuh mengamalkan ide itu. Para aktivis feminisme tentunya paling gatel ngomongin dan ngamalin paham ini. Mereka tuh, rajin banget ngomporin kaum Hawa lain untuk terjun di luar rumah Lebih banyak waktu. Sementara di rumah, cukup sebentar aja. Walah walaah? Ckckck...
Teman-teman muslimah lain pun pastinya udah lama kenal dong, dengan ajaran ini. Maklumlah, sejak kita diajarin, “Ini Budi, Ini Ibu Budi” , udah dikenalkan dengan tokoh pergerakan wanita, yang bernama Ibu R.A. Kartini. Kata bapak dan ibu guru waktu SD dulu, Ibu R.A. Kartini adalah salah satu tokoh pembebasan kaum wanita. Wanita yang tadinya cuma ngurusin dapur-sumur-kasur, telah diperjuangkan hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan dan kegiatan lainnya yang pada saat itu hanya bisa dilakukan kaum pria.
Sayangnya, cita-cita Ibu R.A. Kartini kemudian dimodifikasi” oLeh pihak-pihak tertentu menjadi lebih luas dan lebih liar. Bagaimana tidak? Sedang kemudian cita-cita Kartini sempat dihubungkan dengan perjuangan feminisme, bahkan dianggap sebagai peletak dasar perjuangan hak-hak kaum feminim di negeri ini. Memang tergantung siapa yang bikin sejarahnya sih. Kasihan sekali. Lebih kasihan Lagi yang ngikutin seruan kaum feminis saat ini. Waduh..

Muslimah, pada jaman sekarang ini, bisa kita saksikan maraknya kiprah kaum wanita di luar rumah. Kalau hanya sekadar mendapatkan pendidikan, kita pikir nggak masalah ya. Sebab, pendidikan itu bukan hanya monopoli anak putra. Anak putri juga berhak untuk mendapatkannya. Setinggi apa pun. Sampai kapanpun. Tapi, jikalau sudah memasuki kehidupan umum yang lebih jauuuuh lagi, bahkan sampai tega mengorbankan harga diri, nahhh itu dia yang malah berbahaya.
Nggak percaya? Lihat aja gimana teman-teman remaja puteri (red: seleb) yang kemudian “ikhlas” terjun di dunia film, iklan, sinetron, dan model. Tapi sejujurnya dan sejatinya, teman-teman puteri itu sedang ditipu. Lho kok bisa? Maklum saja lahh, di masyarakat kapitalis seperti sekarang ini, wanita telah menjadi komoditas alias barang yang diperjualbelikan. Mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau dieksploitasi untuk menjual barang lain. Barang jenis industri mutakhir seperti mode, kosmetik dan hiburan, hampir sepenuhnya memanfaatkan “jasa” wanita. Pendidikan dan media massa menampilkan citra wanita yang penuh glamour, sensual dan fisikal. Dengan kata Lain, penuh sensasi, dan tentu nggak ketinggalan, body! Wuih, Na’udzubillah..

Muslimah, di masyarakat bebas seperti ini, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatif, kecuali kepentingan industri. Lihat aja deh, tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik selera konsumen. Bayangkan betapa konyolnya, iklan mobil mewah rasanya belum lengkap kalau tak hadir di sampingnya gadis berbody aduhai. Permen pun rasanya belum manis kalau tak menyertakan penampilan gadis dengan bibir sensual mengunyah permen. Astaghfirullah..
Sayangnya lagi, kaum wanita banyak yang nggak “ngeh” dengan masalah ini. Bahkan parahnya, banyak pula yang menikmatinya. Itu artinya pula, emansipasi yang kebablasan ini adalah racun bagi kehidupan kaum wanita. CeLaka dua belas. Hati-hati deh. Jangan sampe!

Habis gelap terbitlah terang?

Semboyan Door Duisternis tot Licht alias Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi begitu bergema bagi kalangan perempuan di negeri kita yang tercinta ini. Simbol semangat dari perjuangan pembebasan kaum wanita. Katanya sih begitu.
Nahh, dengan semboyan seperti ini, perjuangan Ibu R.A. Kartini untuk mengajak kaumnya bangkit, masih ada kemungkinan untuk dimodifikasi sesuai keinginan si penulis sejarah. Akhirnya ya seperti sekarang, Kartini-Kartini masa kini kontemporer menyerap makna perjuangan R.A. Kartini sebatas perjuangan hak-hak wanita. Karena, pada waktu itu wanita dijajah pria. Dalam masalah pendidikan, misalnya, R.A. Kartini jelas banget memperjuangkan agar wanita bisa mendapat hak yang sama dengan laki-laki. Sayangnya, jaman sekarang cita-cita perjuangan Kartini akhirnya diperluas dengan peran wanita yang lebih bebas dan luas di luar rumah. Bahkan, atas nama emansipasi, kian gatel mengambil jatah peran kaum pria. Ada Lho, wanita yang jadi hansip, satpam, bahkan polisi. Kita nggak tahu, penjahatnya nanti galak atau malah ngerayu? Hehe..

Jangan mau jadi korban!

Muslimah, jangan mau deh jadi korban gaya hidup sekarang. Maklumlah, kehidupan sekarang ini banyak godaannya. Keikutsertaan perempuan dalam proses kehidupan di luar rumah dengan jumlah waktu yang lebih banyak, justru akan menjadi blunder, alias bumerang. Bagaimana tidak, jika semua perempuan bekerja di luar rumah dengan semboyan “P4 (Pergi Pagi Pulang Petang)”, maka dengan siapa anak-anak akan belajar tentang kehidupan? Lha, pas pergi anak masih tidur. Eh, pas dateng anak udah tidur. Gimana menyalurkan kasih sayang dan perhatiannya? Sebab, duit nggak selalu menjadi yang terpenting untuk menyenangkan anak. Justru perhatian dan penanaman nilai agama adalah hal yang paling utama. Betul betul betul…
Muslimah, jangan bingung dulu. Meski peran kita di luar rumah dibatasi, bukan berarti nggak boleh keluar sama sekali dari rumah. Kita masih boleh untuk bekerja di luar rumah. Dengan catatan, jenis pekerjaannya nggak menyita perhatian dan mengambil jatah waktu yang banyak. Bahkan di masa Rasulullah juga banyak wanita yang terjun di medan jihad sebagai perawat prajurit IsLam yang terluka. Pada jaman setelahnya, banyak pula wanita yang berpendidikan tinggi dan tetap mampu menjaga tugas utamanya sebagai pengatur rumah tangga.
Jadi, jangan sampe deh kita, pada saat berkeluarga nanti, mendahulukan urusan pekerjaan di luar rumah (apalagi sampai berhari-hari keluar kota misalnya), hingga membuat kita menelantarkan anak dan suami. Meskipun suaminya ikhlas diperlakukan begitu, jangan anteng dulu, Non. Bukankah menelantarkan urusan rumah tangga adalah dosa? Bukankah itu artinya pula mempraktikkan seruan kaum feminis? Catet ya..
            Jadi.. Tunggu apa lagi? Mari kita bermuhasabah diri, berikhtiarlah untuk senantiasa istiqomah, karena sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang senantiasa memperbaiki diri.. J

“Memaknai kepemimpinan sejati sebagai SOLUSI ROSULULLAH SAW DALAM KEPEMIMPINAN”



Rasulullah SAW. bersabda:
“Ketahuilah! setiap orang dari kamu adalah pemimpin.  Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya. Seorang penguasa akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyat yang dipimpinnya; seorang laki-laki pemimpin keluarga akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya; seorang wanita pemimpin di rumah suami dan anaknya akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka (suami dan anaknya) ; dan seorang hamba  juga pemimpin harta tuannya; ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Ketahuilah! masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannmu’’. (Hadist Riwayat Muslim).
Pemimpin adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan manusia. Dimana pun seseorang berada, selama tidak hidup sendirian, pasti ada seorang yang dijadikan pemimpin; seorang yang diserahi kekuasaan untuk mengatur dan menjaga keberlangsungan hidup kelompok atau pun masyarakat.
Sebagian orang beranggapan bahwa orang yang disebut pemimpin adalah orang yang memegang jabatan formal dalam pemerintahan. Dari pemahaman tersebut tidak mengherankan jika setiap kali dilaksanakan pemilihan seorang pemimpin seperti presiden ataupun kepala daerah, tidak pernah sepi dari peminat warga yang ingin mencalonkan dirinya menjadi seorang (yang katanya) pemimpin. Banyak orang yang mendaftar dan meereka pun tidak segan-segan untuk melakukan berbagai upaya asalkan bisa terpilih, meski harus mengeluarkan dana yang tak sedikit.
Memang, semua orang bisa menjadi pemimpin, baik dalam pemerintahan maupun dalam organisasi lainnya, tetapi hanya sedikit sekali orang yang benar-benar  bisa menjadi pemimpin sejati. Kalau kita menilik praktek kepemimpinan di negeri ini, sebagian besar memperlihatkan sikap dan karakter yang menyimpang dari yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, dan para sahabat. Bagi mereka kepemimpinan lebih mengacu kepada perasaan bahwa memimpin adalah suatu posisi yang memungkinkan dirinya untuk bisa mengatur orang lain sesuai dengan kemauannya sendiri , bukan dengan maksud tulus untuk mengabdi pada masyarakat.
Selain itu, para pemimpin seperti ini merasa diri mereka sebagai orang penting dan terhormat, tidak boleh seorang pun merendahkan kedudukan mereka. Bisa jadi karena pandangan inilah, mereka meminta kendaraan dinas termahal, menuntut gaji yang besar, berbagai fasilitas yang serba “wah” dan pelayanan yang terbaik, meski kinerja mereka bisa dibilang sangat lambat, lelet, dan jauh dari kata memuaskan. Para pemimpin macam ini sepertinya melupakan sumpah yang pernah diucapkannya sewaktu pelantikan. “Bahwa menjadi seorang pemimpin adalah amanah”.
 Dalam kenyataanya,  sedikit sekali pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati; yang lebih mementingkan kepentingan umum daripada pihak tertentu; seorang pemimpin yang dicintai dan dijadikan panutan dalam gerak kehidupan.
Ada 5 tingkatan seorang pemimpin yang dapat dijadikan sebagai pemimpin pemerintahan atau pun kelompok. Tingkatan tersebut yaitu:
Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai.
Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya.
Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang membimbing.
Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian.
Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi.
Rasulullah Saw, adalah contoh pemimpin yang berhasil mencapai derajat tertinggi dalam tangga kepemimpinan, yakni seorang pemimpin yang dicintai. Kepemimpinan yang membuat beliau dipercaya, berkepribadian, tidak mudah dilupakan, dijadikan teladan, dan berpengaruh besar dalam perjalanan umat islam dari awal kehadirannya sampai sekarang.
Keberhasilan rasulullah dalam memimpin bukanlah sesuatu hal yang tidak bisa ditiru. Toh, beliau juga seorang manusia biasa sama seperti kita, bukan malaikat. Dan salah satu kunci keberhasilah beliau dalam memimpin tersebut adalah bagaimana memaknai kepemimpinan. Kepemimpinan bukan ditujukan untuk mencari atau mendapatkan sesuatu, tapi dijadikan kesempatan untuk berbagi kebaikan; bagaimana hidup yang dijalani benar-benar mendatangkan kemaslahatan yang sebesar-besarnya bagi sesama.
Atas dasar itu, maka pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang bersedia setiap saat untuk melayani semua orang yang dipimpinnya. Dirinya tidak merasa lebih baik atau lebih tinggi dari yang dipimpinnya; semua mempunyai kedudukan yang sama.
Rasulullah Saw, bersabda :
Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka” (HR. Abu Na’im).
Menjadi pemimpin apapun tidak hanya akan dimintai pertanggungjawaban di dunia ini saja. Tapi juga di akhirat. Jika kepemimpinana itu dijalankan sesuai amanah dan adil, maka ia akan mendapatkan tempat yang utama di sisi Allah SWT dan kebahagiaan surga yang abadi. Begitu juga sebaliknya, bila disalahgunakan, nerakalah yang menjadi tempat abadinya kelak.
            Karena itu menjadi pemimpin harus dijadikan kesempatan untuk berbuat baik, mengabdi hidup untuk kepentingan orang banyak, bukan dijadikan sebagai kesempatan menjadi penguasa, menumpuk kekayaan, memuaskan hawa nafsu dan lainnya. Menjadi pemimpin yang baik atau buruk adalah pilihan; bergantung pada kemauan yang kuat dalam menjalankannya. Memang godaan dan gangguan akan selalu datang silih berganti dengan berbagai bentuk dan cara. Namun,memaknai kepemimpinan yang baik adalah melayani bukan dilayani. Insya Allah, kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan dicintai oleh semua pihak, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Rasulullah Saw. Aamiin ya Robbal alamiin...

Senin, 21 April 2014

“Ilmu Sains” dalam Al-Quran

Dewasa ini, ramai para Muslimin telah muncul dan mempelopori teori mereka bahawa dalam Quran itu kononnya ada banyak fakta-fakta dan mujizat saintifik. Banyak laman-laman web, buku-buku serta video telah dicipta orang-orang Islam yang cuba menonjolkan Islam itu sebenarnya berpunca dari Allah, kononnya disokong oleh hujah-hujah yang ‘tepat secara saintifik’ dalam al-Quran dan Hadith. Kebanyakan risalah mereka bermula dengan pernyataan seperti berikut :
“Suatu hal yang mengkagumkan ialah bagaimana al-Quran ‘menangani’ ilmu Sains. Quran yang diwahyukan dalam abad ketujuh kepada Muhammad(saw) mengandungi fakta-fakta saintifik ‘yang baru kini ditemui pada abad ini’. Ahli-ahli sains terkagum sahaja apabila mereka ditemukan dengan ketepatan dan kecocokan ayat-ayat al-Quran dengan penemuan sains modern.”
Rencana ini akan meneliti hujah diatas. Ia juga akan mengkaji dengan rapi, ayat-ayat al-Quran yang dipetik orang Muslim sebagai kononnya menyokong ‘mujizat saintifik’ mereka. Kajian ini juga akan meneliti dan membongkar banyak kejanggalan dan kepelikan saintifik yang terkandung di dalam Quran dan Hadis yang disegani dan amat malu disebut-sebut oleh umat Islam – kerana kejanggalannya dan juga kerana amat jauh sekali dari kebenaran!.
Lebih kurang 90 peratus daripada 1 bilion orang Islam pada hari ini terdiri dari kelompok Sunni. Kelompok yang terbesar selepas Sunni ialah puak Shi’ah. Oleh itu, makalah ini akan meneliti dan mengkaji ajaran dan tafsiran kelompok para Sunni, yang merupakan majoriti pengikut-pengikut Islam hari ini. Contohnya, Hadith yang diikuti puak Sunni hari ini adalah hanya diikuti dan diimani oleh ahli Sunni sahaja tetapi ditolak sebulat-bulatnya oleh kebanyakan puak-puak Islam lain yakni ahli Shi’ah, ‘Submitters’(‘Quran only’) dan ahli Sufi. Puak Islam Shi’ah, misalnya, memiliki koleksi-koleksi Hadith sahih mereka sendiri, dan hadith-hadith mereka tidak bersetuju dan menolak secara terus-terang dengan ‘Hadith Sahih Bukhari atau pun Muslim’ dan lain-lain ahadith. Sebenarnya, pada hari ini terdapat lebih daripada 100 JUTA orang yang bergelar Muslim tetapi mereka tidak menerima atau mempercayai koleksi ahadith orang-orang Sunni. Walaupun begitu, kebanyakan perbincangan dalam rencana ini akan menumpukan perhatiannya kepada fahaman dan tafsiran puak Sunni sahaja. 

1.  Ciptaan Bumi

Al-Quran menyebut dalam Surah 50 ayat 38 bahawa:
“Sesungguhnya telah Kami jadikan beberapa langit dan Bumi dan apa-apa yang diantara keduanya dalam enam hari dan Kami tiada merasa payah …”
Adalah satu hakikat sejarah bahawa nabi Muhammad telah bercampur-gaul dengan umat-umat Yahudi dan Kristian. Dan lagi satu hakikat ialah banyak daripada isi kandungan Quran itu diambil (induknya) daripada AlKitab umat Kristian dan Yahudi. Di nas ini kita diberitahu bahawa – sama seperti catatan dalam Buku Kejadian dalam Alkitab al-Mukkadas – Bumi telah dicipta dalam enam hari.
Para Muslim yang mencuba mencocokkan atau menyelaraskan ajaran al-Quran dengan Sains moden, mentafsirkan bahawa ‘Satu hari bagi Allah dan malaikatNya adalah bersamaan dengan 50,000 tahun’. Ini diambil dari surah 70 ayat 4. Jadi, mengikut hitungan matematik, para Muslim cuba menghujah bahawa Bumi telah dicipta dalam 300,000 tahun (6 hari x 50,000 tahun). Teori ini amatlah cetek lojiknya tetapi menarik. Ia menarik kerana perhitungan ini tidak didukung atau disokong oleh kajian Sains Moden! Menurut Sains Moden, ia telah memakan masa selama BEBERAPA BILION TAHUN untuk mencapai keadaan pada hari ini. Berbilion tahun telah berlalu sebelum wujudnya pepohon, dan beribu bilion lagi sebelum wujudnya binatang haiwan!
Surah 70 ayat 4 :
“Malaikat-malaikat dan roh naik kepadaNya dalam SEHARI yang lamanya LIMA PULUH RIBU Tahun.”
Ayat ini membawa lebih banyak masalah lagi bagi al-Quran, kerana ayat ini bertentangan secara langsung dengan ayat-ayat Quran lain. Misalnya Surah 32/5 dan surah 22/47 kedua-dua sebut bahawa :
“Sesungguhnya SEHARI disisi TUHAN-Mu seperti SERIBU Tahun dari apa yang kamu hitung.”
Jadi, jelaslah dapat dilihat percanggahan dan perselisihan dalam Quran – Sehari itu 50,000 tahun ATAU hanya 1,000 tahun?
Juga, untuk menyatakan bahawa Allah telah mengambil masa selama 300,000 tahun untuk mencipta Bumi merupakan satu PENGHINAAN kepada-Nya. Kerana Dia hanya boleh berkata : “Jadilah engkau” lalu jadilah ia (iaitu Bumi).
“Dia yang menciptakan langit dan BUMI; apabila Dia menghendaki mengadakan sesuatu Dia berkata: Jadilah engkau. Lalu jadilah ia.” Surah 2 ayat 117
Bukan sahaja teori Islam di atas ini bercanggah dengan Sains hari ini, malah ia bertentangan dan berselisihan dengan nas-nas Qurannya sendiri. 

2.  “Sains” Embrioloji

Pada tahun 1982, Keith Moore, seorang profesor di Universiti Toronto, telah menulis sebuah buku berjudul : “The Developing Human, edisi ke3″. Di dalamnya Moore ceritakan kehairanannya dengan ‘cerita pertumbuhan embrio di dalam Quran’. Selepas itu, dia telah menulis lagi satu buku yang berjudul “Human Development as described in the Quran and Sunnah” yang amat gemari dipetik oleh ahli-ahli puak Sunni. Mereka ini merujuk kepada ayat Quran tersebut :
“Kemudian Kami jadikan dia air mani (yang disimpan) di dalam tempat yang kukuh. Kemudian mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan sepotong daging, lalu sepotong daging itu Kami jadikan tulang, lalu tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian dia Kami ciptakan makhluk yang lain. Maka Maha suci Allah yang sebaik-baik menciptakan.” Surah 23 ay.13,14
Di permukaannya, pernyataan ini kelihatan ‘ajaib’ untuk dibuat oleh seorang “Arab dari abad ketujuh”. Tetapi, apabila ayatnya dianalisa lebih lanjut dan dengan lebih teliti, terdapat penjelasan dan juga kesilapan yang ketara yang timbul bagi ayat tersebut. Mula-mula, kita boleh bertanya jika ayat itu adalah asli, dan kedua, adakah pernyataan itu tepat atau pun benar.
Ramai orang kagum dengan tersebutnya ‘air mani’ dalam ayat di atas. Tetapi ini bukanlah sesuatu yang istimewa! Jauh lebih lama sebelum timbulnya al-Quran, manusia sudah pun sedar akan wujudnya “Benih” yang keluar daripada buah zakar lelaki, semasa proses persetubuhan. Al-Kitab (Bible), satu Teks yang jauh lebih tua daripada Al-Quran, lebih awal lagi dari Quran telah menyebut tentang seorang lelaki yang dihukumi oleh Tuhan oleh sebab dia “membiarkan air maninya jatuh ke atas bumi”. Kejadian 38 : 9-10.
Seluruh cerita tentang pertumbuhan kehidupan manusia dalam al-Quran bukanlah cerita yang asli. Ahli-ahli Sunni cuba mempelopori teori mereka bahawa Muhammad telah mengajarinya sebelum ditemui ahli-ahli sains. Tetapi ahli-ahli Sunni ini malangnya sudah tersilap! Hujah-hujah mengenai pertumbuhan seorang bayi di dalam rahim seorang ibu sudah pun diajari oleh Aristotle 1,000 Tahun sebelum tercatitnya al-Quran! Sebenarnya, Aristotle telah menceritakan dengan tepatnya mengenai tali pusat (umbilical cord) serta fungsinya -sesuatu yang tidak disebut dalam Quran. Ini menunjukkan hakikat bahawa tokoh-tokoh dan ahli-ahli falsafah bukan Islam sudah mengenal dan menganalisa hal-hal saintifik jauh lebih awal daripada Muhammad dan lebih daripadanya. SETIAP sebutan pertumbuhan seorang manusia di dalam al-Quran mengikut teori-teori Roma dan Yunani yang sudah wujud jauh lebih awal lagi! Contohnya, ayat tersebut tentang air mani :
“Ia dijadikan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang punggung lelaki dan tulang dada…” Surah 86:6,7
Kesilapan ayat ini amat jelas dan ketara! Dan ia juga meniru dan menciplak daripada teori-teori yang lebih awal lagi. Pertama, air mani tidak berasal “dari antara tulang punggung lelaki” jika begitu ertinya air mani berpunca daripada Buah Pinggang lelaki! Kami semua tahu hakikat air mani dibuat di dalam buah zakar (testicle) seorang lelaki. Tetapi orang sezaman dengan Muhammad – termasuk dia sendiri- jahil tentang hakikat tersebut! Sebelas abad sebelum munculnya Muhammad, seorang doktor Yunani bernama Hippocrates, menganjur teorinya bahawa air mani melalui buah pinggang sebelum sampai ke buah zakar lelaki. Teori air mani yang salah ini telah diterima tanpa disoal untuk berabad-abad lamanya.
Ada orang yang kata bahawa Muhammad tidak kenal orang-orang Rum atau Yunani. Tetapi, penduduk-penduduk tanah Arab sebelum kedatangan Islam, sudah pun bergaul dan berurusan dengan jajahan Byzantium, Syam, Mesir, Parsi dan juga Babylon. Terdapat juga ramai umat Yahudi dan Kristian yang telah bermastautin di sana. Umat-umat Yahudi dan Kristian ini sudah tentu kenal dan amat biasa dengan tamadun-tamadun Rum dan Yunani. Pada zaman Muhammad, umat Kristian sudah ada perhubungan dengan Rum. Yahudi pula ada pertalian dengan tamadun-tamadun di Babylon dan Parsi. Tidaklah mustahil, malah amat mudah sekali untuk konsep dan teori-teori tamadun-tamadun tersebut, termasuk teori pertumbuhan embrio yang silap itu, sampai kepada telinga Muhammad.
Akhir kata, mengimbas kembali kepada ayat-ayat Quran yang menyentuh pertumbuhan seorang bayi itu, saya akan akui bahawa itu juga adalah salah dan tidak masuk akal. Nas Quran berkata bahawa ‘segumpal darah itu Kami jadikan sepotong daging, lalu sepotong daging itu Kami jadikan tulang, lalu tulang itu Kami bungkus dengan daging‘:Surah 23 ayat 13,14. Sebaliknya, hakikat Saintifik yang sebenar adalah tisu-tisu hidup yang bertumbuh terlebih dahulu, kemudian sahaja diikuti dengan pertumbuhan tulang yang akan semakin membesar dengan penambahan Kalsium bertahun-tahun selepas bayi itu dilahirkan. Jadi, ini menunjukkan satu daripada banyak kepelikan dan kesilapan ‘saintifik’ al-Quran. 

3. Tempat Matahari Terbenam “di Bumi”

Al-Quran dengan kata-kata yang jelas menyatakan bahawa seorang hamba Tuhan telah melihat Matahari terbenam ke dalam suatu ‘mata air yang berlumpur hitam‘ dan di situ pula dia terjumpa dengan sekumpulan manusia. Ayatnya seperti berikut:
“Sehingga, apabila dia sampai di tempat terbenam Matahari, didapatinya matahari itu terbenam dalam mata air yang berlumpur hitam. Di sana didapatinya satu kaum. Kami berkata : Hai, Zulkarnain, adakalanya engkau siksa (kaum yang kafir itu) atau engkau perlihatkan kepada mereka kebaikan…” Surah al-Kahfi 18 ayat 86
Adakah Matahari itu sebenarnya terbenam kedalam sebuah mata air yang berlumpur hitam? Menurut nas al-Quran di atas, begitulah hakikatnya.
Ini merupakan satu kesilapan sains dan kekarutan yang besar dalam al-Quran. Seorang manusia berjalan-jalan di bumi sehingga terjumpa dengan tempatnya Matahari terbenam-sebuah mata air yang berlumpur ! Menurut Sains serta ilmiah moden, Bumi yang berputar mengelilingi Matahari. Nas Quran di atas pula mengajar pertentangannya, bahawa matahari yang berputar, sehingga ia terbenam di Bumi! Jikalau Matahari bersentuhan dengan muka bumi ini, segala-galanya di bumi akan hangus terbakar! Juga, semua kehidupan yang ada akan mati serta-merta. Inilah satu lagi contoh jelas di mana terdapat ajaran-ajaran di dalam al-Quran yang tidak benar sama sekali dan tidak memihak kepada kebenaran.

4. Jin adalah Pemberita-pemberita Maklumat dari Syurga ! Dan Bintang-bintang boleh melempari mereka…

Satu lagi kepelikan ialah makhluk dalam Quran yang disebut sebagai jin. Umat Islam percaya bahawa jin-jin ini berdiri di atas bahu masing-masing sehingga mencapai menjangkau Syurga. Dari sana, mereka dapat mendengari perbincangan yang sedang diadakan. Ada Hadis yang dikisahkan oleh Aisha (Sahih Bukhari Jilid 9, Kitab 93, Nombor 650) yang mengatakan para dukun dan bomoh menerima sebahagian maklumat mereka dari Jin yang secara sembunyi-sembunyi mendapatkan maklumat mereka dengan memasang telinga mereka di ambang Syurga!
Surah 37 ay.6-8 berkata :
“Sesungguhnya Kami menghiasi langit yang hampir kedunia dengan perhiasan bintang-bintang. Dan untuk memeliharakan daripada tiap-tiap syetan yang durhaka. Mereka tidak dapat mendengar ke alam yang Mahatinggi, dan mereka dilempari dari tiap-tiap penjuru..”
Quran juga mengajari bahawa bintang-bintang diciptakan untuk melempari syetan-syetan supaya mereka tidak dapat mendengar apa yang dibincangkan di syurga. (Surah 67/5).
Pertamanya, jika Jin boleh menjangkau syurgawi dengan berdiri di atas bahu jin-jin lain, ertinya Syurga itu adalah pada jarak yang tetap dari Bumi. Jika ini benar, pada suatu hari nanti kita boleh terbang ke Syurga dengan menduduki pesawat space shuttle, atau melihatkannya melalui teropong teleskop! Lebih teruk lagi adalah kekarutan yang diajari, bahawa bintang dan tahi bintang boleh dijadikan lembing-lembing untuk melempari jin-jin itu! Pada hakikatnya, bintang-bintang tidak boleh bergerak, tetapi orang-orang Arab pada abad ke-7 tahun Masehi buta sains dan juga buta astronomi, dalam kejahilan mereka telah kelirukan tahi bintang dengan bintang-bintang. Penulis-penulis al-Quran dan Hadis telah mengelirukan ‘tahi bintang’ dengan bintang, dan mempelopori ajaran salah itu dalam Surah 37, 67 dsb, walhal mereka adalah dua hakikat yang berlainan.

5. Manusia Dapat Memahami Bahasa-bahasa Serangga dan Binatang-binatang

Menurut Quran, seorang manusia telah dapat memahami bahasa binatang-binatang. Kata surah 27/18-19 :
“Sehingga apabila mereka sampai kelembah semut, lalu berkata raja semut: ‘Hai sekalian semut, masuklah kamu kedalam rumahmu, supaya kamu tidak dihancurkan oleh Sulaiman dan tenteranya’...Lalu Sulaiman tersenyum serta tertawa, kerana mendengarkan perkataannya …”
Walaupun pakar-pakar Zooloji telah berusaha mencari kaedah-kaedah serta cara berkomunikasi dengan beruk dan ungka, tidak ada mana-mana manusia yang telah dapat memahami “bahasa” spesies makhluk lain selain daripada spesies manusia. Kebolehan untuk berbicara seperti seorang manusia dicapai oleh pembentukan otak yang unggul dengan corak pemikirannya yang kompleks. Corak pemikiran kompleks ini tidak dimiliki oleh kebanyakan haiwan-haiwan yang lain. Jadi, untuk mengajar bahawa manusia dapat memahami “percakapan makhluk/haiwan spesies lain” adalah amat tidak masuk akal sekali!
Lebih teruk lagi kekarutan yang dianjurkan oleh Qu’ran bila ia kata manusia ini boleh memahami ‘bahasa semut’! Adalah satu hakikat saintifik bahawa semut tidak mempunyai corak percakapan. Mereka berkomunikasi dengan mengesan jejak-jejak kimia, serta cara-cara penghiduan dan pembauan atau penyentuhan yang lain. Jadi semut sebenarnya berkomunikasi melalui penghiduan dan BUKAN gelombang-gelombang bunyi. Di gurun yang gersang tanah Arab pada abad ke-7 Tahun Masehi, kejahilan ini telah menyebabkan ajaran janggal yang tidak masuk akal diatas! Justru itu, kejahilan mengenai dunia haiwan ini juga membuktikan gubahan teks Kitab ini di tangan manusia sebenarnya, dan sekaligus memustahilkan teori sumber ilahi bagi Kitab tersebut. Tuhan Allah, yang Maha mengetahui, sudah tentu tidak akan melakukan kesilapan fakta-fakta seperti di atas ini.

6. Bulan dan Bintang adalah Lampu-lampu dan Pelita

Qu’ran menyebutkan bahwa Allah telah menciptakan langit bertingkat-tingkat atau berlapis-lapis. Dia menciptakan tujuh langit, dan menghiasi langit yang terendah dengan pelita (Surah 67:3-5) dan memperindahnya dengan perhiasan bintang-bintang (Surah 37:6). Qur’an juga mengatakan bahwa bulan berada di dalam ketujuh langit ini (Surah 71:15-16). Jika bintang-bintang (lampu-lampu) berada di langit yang terendah, mereka adalah lebih dekat ke bumi berbanding dengan bulan, atau sekurang-kurangnya memiliki jarak yang sama terhadap bumi sebagaimana bulan. Kedua-duanya hujah ini secara ilmiah adalah salah dan tidak benar sama sekali. Adalah suatu kenyataan yang sudah diketahui ilmu Sains bahwa bintang-bintang berada di jarak lebih jauh lagi daripada Bumi, jika berbanding dengan jarak bulan dari Bumi.

7. Binatang Seperti Monyet Islam Harus Direjam Seperti Manusia

Hadith berikut ini berbicara tentang para monyet yang kononnya adalah Muslim:
Hadith Sahih Bukhari Jilid 5, Kitab 58, Nombor 188:
Disampaikan oleh ‘Amr bin Maimun:
“Pada zaman jahiliyah sebelum Islam saya menyaksikan seekor monyet betina dikelilingi oleh sejumlah monyet-monyet lain. Mereka semua melemparinya dengan batu, kerana monyet betina itu telah melakukan perzinahan. Saya pun, ikut melempari batu bersama mereka.”
Ini adalah syariat dalam Islam bahwa wanita yang melakukan perzinahan mestilah direjam (dilempari batu). Menurut Hadis Sahih Bukhari di atas para monyet juga dikenai hukum ini. Hukum-hukum syariah apa lagi yang wajib diikuti oleh para monyet? Apakah mereka juga diwajibkan untuk melakukan ziarah ke Mekah? Apakah mereka diwajibkan membaca Qu’ran? Apa yang merupakan perzinahan dalam dunia monyet? Sebenarnya, ini hanyalah cerita dongeng semata-mata. Ia mirip dengan cerita yang terdapat dalam Ramayana, suatu syair dan epik kepahlawanan Hindu kuno, yang berkisah tentang monyet Hanuman, dan bangsanya, bertarung untuk menguasai kerajaan monyet.

8. Air Tidak Dapat dicemari oleh Apa-apa Kekotoran

Hadith berikut ini menunjukkan amalan-amalan kebersihan yang buruk Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya:
Sunan Abu Dawud Kitab 1, Nombor 0067:
Dilapurkankan oleh Abu Sa’id al-Khudri:
“Saya mendengar bahwa orang bertanya Nabi Allah (saw): ‘Air diambilkan untukmu dari perigi Buda’ah. Itu adalah salah satu perigi dimana mayat anjing, kain pembalut haid wanita dan najis manusia dibuang. Nabi Allah (saw) menjawab: Sesungguhnya air adalah murni dan tidak dicemar oleh apa-apa pun.”
Persoalan di sini bukan sahaja kesihatan, namun lebih kepada kurangnya pemahaman ilmiah dan sains kesihatan yang sebenar. Jelas bahawa saranan Islam diatas adalah jahil dan buta tentang hakikat bakteria, virus, dan kuman-kuman lain yang hidup dalam air. Kekotoran serta najis tubuh badan adalah penyebab utama air menjadi tercemar Escherichia coli (E. coli), bakteria yang biasanya terdapat dalam usus besar (kolon) yang boleh membunuh manusia bila termakan. Air yang tercemar mayat anjing atau pun cairan haid juga memudaratkan sama bahayanya.

Kesimpulan
Dalam zaman sains dan teknoloji yang sudah maju hari ini, umat Islam sedang terdesak mencari alasan-alasan menutupi kesilapan-kesilapan dan kejanggalan-kejanggalan saintifik jelas seperti yang terdapat di dalam al-Quran dan Hadis di atas. Para Muslimin cuba menyebutkan mujizat-mujizat ilmiah yang dinyatakan tanpa bukti di dalam Qur’an dan Hadis untuk mencuba buktikan dasar keilahian al-Qu’ran mereka. Dalam kajian singkat mengenai “ilmu Sains” Islam ini, pernyataan-pernyataan ini dengan jelas telah ditolak.Al-Qu’ran sendiri menyangkal sumber keilahiannya jika dapat dijumpai di dalamnya hanya satu perkara yang tidak benar, perselisihan atau kesilapan - Surah 4/82 :
“Tidakkah mereka memperhatikan al-Qu’ran? Kalau sekiranya, ia dari sisi lain Allah, nescaya mereka peroleh di dalamnya perselisihan yang banyak.”
Dari atas, sudah dihurai sekurang-kurangnya tiga-belas kesilapan. Lapan kesilapan daripada al-Quran dan lima daripada Hadith. Lapan daripada al-Quran itu termasuk juga perselisihan dengan ayat-ayat Quran sendiri. Ya, kami sudah memperhatikan dan mengkaji al-Qu’ran dengan berhati-hati, tetapi kami juga telah temui perselisihan diantara nas-nasnya sendiri. Bukan itu saja, malah Quran juga ada perselisihan ketara dengan fakta-fakta sains. Juga terdapat perselisihan nyata diantara al-Quran dengan Sejarah, dan juga perselisihannya dengan kebenaran secara amnya. Jelas tidak ada kekuatan ajaib atau ilahi yang memberikan nabi Muhammad pengetahuan ‘ilmu saintifik‘. Malah, maklumat yang ditonjol-tonjolkan sebagai saintifik itu sudah terbukti sebagai sangat jahil, buta sejarah dan buta sains serta tidak memihak kepada kebenaran sama sekali! Sementara kaum Muslim mendebat bahwa pengetahuan ilmiah yang sudah maju dalam Qur’an itu adalah merupakan tanda dari keilahian asal mereka, pemikir-pemikir yang waras serta pakar-pakar sains dan tokoh-tokoh lain mendapati bahwa kesilapan-kesilapan fakta, perselisihan serta kekeliruan ilmiah yang banyak dan nyata itu menunjukkan kepada asalnya yang sesungguhnya daripada tangan dan kata-kata manusia sahaja tetapi mustahil daripada Tuhan.